Article Detail

Yuk Mengenal Eco Enzyme!

Eco Enzyme ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong yang merupakan pendiri Asosiasi Pertanian Organik di Thailand. Gagasan proyek ini adalah untuk mengolah enzim dari sampah organik yang biasanya kita buang ke dalam tong sampah sebagai pembersih organik. Sehingga bisa dikatakan bahwa Eco Enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air  yang memiliki spesifik warna coklat gelap serta aroma fermentasi asam manis yang kuat (Maurilla, 2022). 

      

Manfaat Eco Enzyme ?

Adapun beberapa manfaat dari Eco Enzyme yaitu (BPTP Sumatera Barat, 2021) :

1.        Eco Enzyme  dapat dijadikan sebagai cairan multiguna dan aplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian, dan juga peternakan. Pada dasarnya, Eco Enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan sampah buah atau sayuran. Enzim dari “sampah” ini adalah salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat. Cairan ini bisa menjadi pembersih rumah, maupun sebagai pupuk alami dan pestisidia yang efektif.

2.        Produk Eco Enzyme  biasa  digunakan sebagai desinfektan yang  mampu  membunuh bakteri dan jamur sehingga dapat digunakan sebagai pestisida.

3.        Selain itu juga dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga karena produk Eco Enzyme  yang dihasilkan mamberikan aroma asam yang segar. 

4.        Dari kelima produk Eco Enzyme  semuanya menghasilkan aroma asam. Aroma asam yang dihasilkan berasal dari asam asetat yang terdapat dalam cairan produk Eco Enzyme  tersebut. 

 

 

Cara pembuatan Eco Enzyme 

Salah satu cara pembuatan Eco Enzyme dapat dilakukan dengan memanfaatkan limbah organik seperti kulit jeruk dan nanas. Adapun  bahan yang dapat disiapkan untuk pembuatan Eco Enzyme tersebut yaitu sebagai berikut (Maurilla, 2022) : 

Bahan yang dibutuhkan :

1.        500 ml air

2.        50 gram gula pasir (bisa juga menggunakan gula lain seperti gula merah)

3.        150 gram kulit buah

Alat yang digunakan :

1.        Botol plastik bekas ukuran 1 liter

2.        Timbangan digital

3.        Corong

Langkah pembuatan Eco Enzyme :

1.        Gunakan wadah plastik, jangan pakai wadah logam karena kurang elastis.

2.        Masukkan 500 ml air ke dalam wadah plastik dan 50 gram gula.

3.        Masukkan sisa kulit buat atau sayur ke dalam wadah.

4.        Sisakan  ruang untuk proses  fermentasi sehingga wadah tidak perlu diisi dengan penuh. 

5.        Aduk perlahan isi wadah plastik yang sudah terisi dengan larutan air dan gula tidak perlu dikocok.

6.        Buka tutup wadah setiap hari selama 1 bulan pertama setelah diaduk. 

7.        Dalam 1 bulan pertama, gas akan dihasilkan dari proses fermentasi.

8.        Simpan  wadah di tempat dingin, kering, dan memiliki  ventilasi  yang baik. 

9.        Hindari sinar matahari langsung dan jangan disimpan di dalam kulkas.

10.   Setelah 3 – 6 bulan, panen Eco Enzyme akan selesai dan dapat digunakan.

 

Indikator Eco-Enzim bereaksi dengan baik !

Adapun indikator penentu baik tidaknya reaksi dalam Eco Enzyme yaitu sebagai berikut (Dinas Pertanian & Pangan Kabupaten Demak, 2021) : 

1.        Warnanya cerah sesuai dengan bahan yang kita gunakan. Namun warna ini akan sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tergantung dengan bahan yang kita gunakan. Bahkan jika bahan yang digunakan sudah sama namun micro organisme yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda.

2.        Aromanya sesuai dengan bahan (tidak berbau busuk).

3.        Ada jamur putih. Kalau jamurnya hitam berarti gagal, dan kita harus segera memulihkannya dengan cara menambahkan gula ke dalam wadah sesuai takaran semula.

4.        Setiap hari dalam bulan pertama sebaiknya dibuka untuk mengeluarkan gas. Pada saat membuka tempat Eco Enzyme, jika ada bahan yang tidak tenggelam maka dapat kita aduk dan tekan bahan hingga tenggelam ke dalam air.

Melalui edukasi pembuatan Eco Enzyme pada masyarakat tentang bagaimana memaksimalkan pengolahan sampah ini, diharapkan masyarakat lebih paham dan menyadari bahwa limbah sampah organik yang dihasilkan itu dapat diolah kembali sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. 





 

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment